Laporan Reporter Yanto Gromang
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Stefanus Bria Seran mengatakan, Persentase ibu melahirkan yang memanfaatkan tenaga medis di NTT pada tahun 2011 mencapai 69, 51 persen dan meningkat menjadi 81, 71 persen di tahun 2012.
Bria Seran mengatakan, peningkatan persentase ibu melahirkan yang ditolong tenaga kesehatan merupakan dampak dari adanya Peraturan Gubernur NTT nomor 42 tahun 2009 tentang Revolusi Kesehatan Ibu dan anak, atau KIA, yang mengharuskan semua ibu melahirkan wajib dilakukan pada fasilitas kesehatan yang tersedia dan memadai, seperti Polindes, Pustu, Puskesmas dan Rumah Sakit.
Menurut data yang ada, peningkatan terbesar terjadi di Kabupaten Alor yakni dari 63,89 persen menjadi 99,36 persen, dan disusul oleh Kota Kupang, yakni dari 78,85 persen menjadi 93,04 persen, dan Manggarai Timur yang awalnya 55,66 persen menjadi 83,40 persen.
Menurut Bria Seran, hal ini dilakukan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi baru lahir tanpa membedakan status sosial ekonomi, serta untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil saat kehamilan, persalinan, pascalahir ibu dan bayi, serta pelayanan keluarga berencana pasca melahirkan.
Namun Bria Seran juga mengakui bahwa persentase jumlah ibu melahirkan yang ditolong tenaga kesehatan juga terjadi penurunan, yakni pada Kabupaten Ende yang awalnya 79,89 persen menjadi 73,66 persen dan Sumba Barat dari 86,48 persen menjadi 71,97 persen.